Penanganan osteoporosis mengutamakan langkah-langkah untuk menghindari penderita jatuh maupun mengalami keretakan. Berikut ini adalah langkah-langkah awal yang disarankan bagi penderita osteoporosis, serta orang-orang lanjut usia, atau berisiko terhadap kondisi berikut ini.
Jika tulang Anda mengalami keretakan atau Anda seorang penderita osteoporosis, Anda memerlukan penanganan yang dapat mengurangi risiko terjadinya keretakan yang lebih parah di masa mendatang.
Pilihan penanganan osteoporosis yang akan diberikan ditentukan berdasarkan usia, kepadatan tulang, dan faktor risiko keretakan.
Anda mungkin tidak memerlukan atau menginginkan obat-obatan untuk mengobati osteoporosis, tapi Anda tetap perlu menjaga tercukupinya kadar kalsium dan vitamin D. Dokter mungkin akan menyarankan perubahan pola makan dan konsumsi suplemen untuk memenuhi kebutuhan ini.
Pengobatan yang dijalani pasien osteoporosis secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu pengobatan yang bersifat nonhormon dan hormon.
Obat-obatan yang Bersifat Nonhormon
Pengobatan nonhormon meliputi pemberian kalsium dan suplemen vitamin D, bisphosphomate, dan strontium ranelate.
Kalsium dan suplemen vitamin D
Kalsium dan suplemen vitamin D bermanfaat mengurangi risiko patah tulang pangkal paha. Usahakan mengonsumsi kalsium sebagai berikut:
Jika Anda tidak mendapat cukup kalsium dalam pola makan Anda, tanyakan tentang kemungkinan konsumsi suplemen kalsium. Untuk mencegah keretakan tulang atau pengobatan osteoporosis, Anda memerlukan dosis kalsium sebanyak 1,2 gram per hari dan vitamin D sebanyak 20 mikrogram. Dosis ini hanya bisa didapatkan terutama dari obat-obatan yang diformulasikan dalam resep dokter.
Bisphosphonate
Obat yang menjaga kepadatan tulang dan mengurangi risiko keretakan ini biasa diberikan dalam bentuk tablet atau suntikan. Bisphosphonate bekerja dengan memperlambat laju sel-sel yang meluruhkan tulang (osteoclast). Ada beberapa bisphosphonate berbeda seperti alendronate, etidronate, ibandronate, risedronate, dan asam zolendronic. Selalu ikuti petunjuk penggunaan obat yang diberikan dokter mengenai dosis dan cara konsumsi yang benar.
Iritasi pada kerongkongan, kesulitan menelan, dan sakit perut bisa menjadi efek samping yang timbul dari mengonsumsi bisphosphonate meski belum tentu terjadi pada setiap orang. Efek samping lain yang sangat jarang terjadi adalah nekrosis pada rahang.
Strontium ranelate
Strontium ranelate dikonsumsi dalam bentuk bubuk yang dilarutkan dalam air. Obat ini bisa menjadi alternatif jika penggunaan bisphosphonate dirasa tidak cocok. Strontium ranelate memicu sel-sel yang membentuk jaringan tulang yang baru (osteoblasts) dan menekan kinerja sel-sel peluruh tulang. Efek samping yang mungkin timbul pada konsumsi strontium ranelate adalah mual dan diare.
Obat-obatan yang Bersifat Hormon
Pengobatan hormon meliputi pemberian SERMs, terapi penggantian hormon, testosteron, hormon paratiroid, dan kalsitonin.
Selective estrogen receptor modulators (SERMs)
SERMs adalah obat yang menjaga kepadatan tulang dan mengurangi risiko retak, terutama pada tulang punggung. Satu-satunya bentuk SERMs yang tersedia untuk pengobatan osteoporosis adalah raloxifene, garam hidroklorida. Raloxifene dikonsumsi tiap hari dalam bentuk tablet.
Efek samping penggunaan raloxifene adalah:
Terapi penggantian hormon
Terapi berupa hormon estrogen ini ditujukan bagi wanita pada masa menopause untuk menjaga kepadatan tulang dan mengurangi risiko keretakan selama pengobatan. Meski begitu terapi ini tidak secara spesifik direkomendasikan untuk pengobatan osteoporosis. Bahkan saat ini hampir tidak lagi digunakan karena berisiko memicu timbulnya beberapa penyakit lain seperti kanker payudara, kanker endometrium, kanker ovarium dan stroke. Sebaiknya diskusikan lebih lanjut mengenai pengaruh dari terapi ini bersama dokter Anda.
Pengobatan testosteron
Pengobatan testosteron khususnya diterapkan kepada para pria pengidap Hipogonadisme atau ketidakmampuan memroduksi hormon seks dengan normal.
Hormon paratiroid (PTH) (Teriparetida)
Sementara obat-obatan lain lebih memperlambat tingkat penipisan tulang, PTH dapat meningkatkan kepadatan tulang. Namun pengobatan ini hanya digunakan untuk sebagian orang yang kepadatan tulangnya sangat rendah dan jika pengobatan lain tidak membawa manfaat. Hormon paratiroid diberikan dalam bentuk suntikan. Efek samping yang biasa terjadi adalah mual dan muntah.
Kalsitonin
Kalsitonin adalah hormon yang diproduksi secara alami oleh kelenjar tiroid. Hormon ini memperkuat kepadatan tulang dengan menghambat sel-sel yang meluruhkan tulang.
Kalsitonin atau salcatonin dikonsumsi tiap hari dalam bentuk semprotan yang dihirup atau suntikan. Efek samping yang umum dari pengobatan ini adalah mual, muntah, dan diare.
http://www.alodokter.com/osteoporosis/pengobatan
Berita Terkait :
Tidak Ada Komentar |
GAWAT DARURAT 24 JAM | |
0251-8240736 |
OPERATOR | |
0251-8240797 |
SMS GATEWAY | |
081111113622 (SPGDT) |