Tentu sebagian besar dari kita pernah mendengar tentang 'osteoporosis'. Osteoporosis atau pengeroposan tulang menyebabkan tulang menjadi lemah dan rapuh. Tetapi pertanyaannya, apakah tanda dan gejala osteoporosis? Bagaimana cara penanganan dan pencegahannya?
Seiring bertambahnya usia tulang mulai kehilangan sejumlah massa tulang lebih cepat dari pada dibuat. Tulang akan menjadi kurang padat dan kurang kuat. Jika bahan tulang banyak yang hilang maka meningkatkan penipisan tulang (osteoporosis).
Osteoporosis atau pengeroposan tulang menyebabkan tulang menjadi lemah dan rapuh. Karena kerapuhan tulang tersebut mengakibatkan aktifitas sehari-hari seperti membungkuk atau batuk dapat menyebabkan patah tulang. Patah tulang karena osteoporosis sering terjadi pada pinggul, pergelangan tangan atau tulang belakang. Tulang adalah terbuat dari serat elastis (serat kolagen) dan berpasir serta bahan keras seperti mineral.
Tanda dan Gejala Osteoporosis
Tidak ada gejala khusus ketika pertama tulang mulai kehilangan bahan tulang. Namun ketika tulang mulai melemah karena efek samping osteoporosis maka dapat terjadi tanda dan gejala berikut :
- Nyeri pada punggung yang biasanya disebabkan karena pada masalah tulang belakang.
- Kehilangan berat badan.
- Postur tubuh jadi membungkuk.
- Patah tulang dapat lebih mudah terjadi dari sebelumnya.
Faktor Resiko Osteoporosis
Berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko osteoporosis :
- Faktor jenis kelamin
Wanita lebih muda menderita osteoporosis daripada pria.
- Faktor usia
Orang yang sudah memasuki usia lansia memiiki resiko menderita osteoporosis lebih tinggi.
- Faktor Ras
Ras kulit putih dan Asia memiliki resiko menderita osteoporosis lebih tinggi.
- Faktor genetik
Memiliki orang tua atau saudara yang menderita osteoporosis dapat meningkatkan resiko osteoporosis.
- Ukuran tubuh
Pria dan wanita yang memiliki ukuran tubuh kecil cenderung memiliki resiko menderita osteoporosis yang lebih tinggi. Karena mereka mungkin memiliki massa tulang yang lebih sedikit.
- Mengalami menopause
Ketika mengalami menopause maka hormon esterogen akan menurun sehingga dapat meningkatkan faktor resiko osteoporosis.
- Masalah thyroid
Kelebihan hormon thyroid dapat menyebabkan tulang kehilangan massanya.
- Kekurangan asupan kalsium
Kekurangan asupan kalsium dapat berperan dalam terjadinya osteoporosis. Asupan kalsium yang rendah dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang, tulang kehilangan massa ototnya, dan meningkatkan resiko terjadinya patah tulang.
- Efek samping pengobatan
Mengkonsumsi obat golongan kortikosteroid dalam waktu yang lama dapat menyebabkan osteoporosis.
- Komplikasi penyakit
Beberapa penyakit dapat meningkatkan resiko terjadinya osteoporosis seperti lupus, masalah pada ginjal atau hati, rheumatoid arthritis.
- Mengkonsumsi alkohol
Mengkonsumsi alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan resiko osteoporosis.
- Merokok
Penggunaan tembakau diketahui dapat meningkatkan resiko osteoporosis.
Penanganan Osteoporosis
Jika menderita pengeroposan tulang atau osteoporosis namun belum sampai terjadi fraktur dapat melakukan beberapa hal berikut :
- Berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan obat anti nyeri.
- Terapi hormon untuk mengganti hormon yang hilang.
- Mengkonsumsi protein pada kedelai. Protein kedelai memiliki aktifitas yang mirip dengan estrogen pada jaringan tulang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa resiko patah tulang berkurang pada wanita asia yang mengalami menopause dan mengkonsumsi dalam jumlah banyak kadar protein kedelai. Tetapi kedelai harus digunakan dengan hati-hati oleh wanita yang memiliki keluarga atau riwayat kanker payudara. Sebagian besar produk kedelai yang tersedia belum dapat digunakan untuk mengurangi kemungkinan patah tulang. Ipriflavone yang merupakan bagian dari isoflavon ditemukan dalam kedelai. Ketika dikombinasikan dengan kalsium, ipriflavone berfungsi untuk mencegah massa otot hilang dan membantu mengurangi rasa sakit karena masalah pada tulang belakang.
- Mengubah gaya hidup dengan cara berolahraga, tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol.
Pencegahan Osteoporosis
- Aktifitas fisik
Aktifitas fisik atau olahraga dapat membantu mencegah osteoporosis. Kegiatan tarik menarik pada tulang dan otot selama olahraga dapat membantu untuk merangsang pembuatan sel-sel tulang dan memperkuat tulang. Berolahraga seperti jalan cepat, aerobik, menari, berlari atau jalan biasa (untuk lansia) dapat melatih tubuh untuk menahan berat badan. Minimal setiap hari berolahraga selama 30 menit untuk membantu menjaga kesehatan tulang.
- Mengkonsumsi makanan sehat yang mengandung kalsium dna vitamin D.
- Berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol.
- Terapi hormon untuk mengganti hormon yang hilang.
Sumber :
- http://patient.info/health/osteoporosis-leaflet
- http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/osteoporosis/diagnosis-treatment/treatment/txc-20207886