Jakarta, 9 Januari 2017
Saya ingin agar negara kita bisa berkompetisi dengan negara-negara yang lain. Modalnya apa? Modalnya adalah sumber daya manusia. Modalnya ya anak-anak kita ini, baik yang masih dalam kandungan maupun anak-anak yang masih sekolah. Mereka adalah calon generasi unggulan, untuk itu kita harus menjaga anak-anak kita.
Demikian pernyataan Presiden Joko Widodo dihadapan warga Kampung Nelayan, Desa Klidang Lor, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Senin pagi (9/1). Sebanyak 200 ibu hamil, 460 anak sekolah dasar dan 289 Balita, dan aparat Pemerintahan berkumpul di lapangan Desa Klidang Lor mendengarkan amanat Presiden.
Tolong diingat, tambahan gizi untuk anak-anak kita itu sangat penting, baik yang belum lahir atau masih dalam kandungan, maupun yang masih anak-anak, bukan untuk sekarang, tapi untuk yang akan datang, untuk 10 tahun atau 20 tahun ke depan, agar kita menjadi bangsa unggulan, tegas Presiden.
Presiden RI Joko Widodo didampingi Menteri Kesehatan RI Nila F. Moeloek sejak tahun lalu serius menangani permasalah gizi dengan memberikan makanan tambahan (PMT) sebagai salah satu upaya pengendalian gizi. Mengawali tahun 2017 ini, Presiden dan Menkes mengunjungi Pekalongan kemarin (8/1) dan hari ini hadir di Kabupaten Batang.
Kegiatan pemberian PMT di Jawa Tengah khususnya di kab. Batang ini dilatarbelakangi oleh masalah kesehatan gizi dimana diperlukan upaya suplementasi gizi bagi ibu hamil, Balita kurus dan anak sekolah. Berdasarkan data WHO 2010 terdapat standar batasan untuk masalah gizi yang dibagi ke dalam 3 kategori yaitu; Balita gizi kurang (underweight) 10%; Balita pendek (stunting) 20%; dan Balita kurus (wasting) 5%.
Data Pemantauan Status Gizi (PSG) 2016, pada kategori Balita kurus, dengan prevalensi yang seharusnya <5%, presentase Balita kurus Provinsi Jawa Tengah adalah 9,6 % yang didalamnya termasuk Kab. Batang yang memiliki angka persentase cukup tinggi yaitu sebesar 8,8%, dengan sasaran prioritas data tahun 2016 di Kab. Batang yaitu dari jumlah Balita sebanyak 60.341 anak, Balita dengan kasus gizi buruk sebanyak 936 anak.
Dalam laporannya, Menkes Nila F. Moeloek menyatakan keadaan di Kab. Batang saat ini memang ada perbaikan, tapi masih ada catatan, masih ada anak yang kurang gizi, karena angka rata-rata di Kab. Batang yang kurang gizi lebih tinggi dari angka rata-rata di Prov. Jawa Tengah yang rata-ratanya 16% dan Kab. Batang adalah 19%.
Pemerintah ingin melakukan perbaikan gizi, baik untuk ibu hamil, Balita ataupun anak sekolah dasar, agar kelak menjadi anak yg berkualitas, pandai dan cerdas serta menjadikan negara kita menjadi negara yang kuat, tambah Menkes.
sumber. kementrian kesehatan